smart grid technology Masa Depan atasi Krisis Energi

Berita Terkini Hot News Week Ipod Terbaru Informasi Windows mail
 Smart Grid Technology
Penggunaan energi dunia meningkat pesat sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk.
Hingga saat ini Indonesia masih mengandalkan dan bergantung
pada sektor energi fosil. Mengingat persediaan cadangan energi fosil
yang terbatas serta semakin meningginya harga komoditas tersebut
di dunia Internasional, diperlukan solusi khusus dalam pemenuhan
ketersedian energi khususnya energi baru atau terbarukan.
Pengembangan energi terbaru tidak saja menjawab permasalahan
krisis energi yang terjadi di Indonesia saat ini. Namun juga,
bisa mendukung dunia dalam pencegahan global warming dikarenakan
energi terbaru sangat ramah lingkungan.

Target kontribusi sumber energi terbaru pada tahun 2025
mencapai 17%, termasuk salah satunya tenaga surya sebesar 0,2%-0,3.
Jika dibandingkan dengan kondisi saat ini, setiap tahunnya diperlukan
penambahan kapasitas sekitar 65 MWp per tahun.tetapi pada
kenyataannya tingkat penetrasi pemanfaatan PLTS masih terhitung rendah
yaitu hanya sekitar 2,5 MWp per-tahun. Untuk mengejar target kontribusi
 dari tenaga surya tersebut, diperlukan sekitar 0,8-1,0 GWp kapasitas
terpasang PLTS dengan berbagai aplikasinya.

 Kebutuhan listrik dari tenaga surya masih cukup besar. Rasio kelistrikan
nasional masih sekitar 67,2% .Bahkan di daerah pedesaan dan daerah
terpencil, seperti di daerah Papua dan NTT baru sekitar 31,6% dan 29,1%
terpenuhi. Untuk daerah-daerah terpencil seperti pulau-pulau kecil, atau
desa-desa terpencil, di mana tidak terhubung dengan jaringan listrik PLN,
PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) merupakan salah satu solusi
yang sangat tepat untuk melistriki daerah-daerah tersebut. Berdasarkan
kenyataan tersebut, Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menegristek),
Gusti Muhammad Hatta meresmikan demo "Plant Smart Micro Grid"
yang mampu mengintegrasikan dan mengatur pemanfaatan berbagai
pembangkit listrik energi terbarukan salah satunya energi surya di Kabupaten
Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT). “Mengingat energi
yang berasal dari fosil (BBM) akan habis di tahun 2025. Sudah saatnya
Indonesia mengembangkan energi terbarukan seperti menggunakan
tenaga surya/matahari, air dan angin. Oleh karena itu saya sangat mendukung
pembuatan demo Plant Smart Micro Grid. Karena ini merupakan teknologi
masa depan yang sangat ramah lingkungan dan dapat menjadi solusi terhadap
krisis energi yang terjadi saat ini,” kata Menegristek.

“Demo Plant Smart Micro Grid” merupakan salah satu proyek
percontohan di Billa Cenge, Kecamatan Kodi Utara,
Kabupaten Sumba Barat Daya. Demo Plant Smart Micro Grid
merupakan integrasi pembangkit energi terbarukan dari hasil karya anak
bangsa yang dilaksanakan oleh Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT). "Inisiatif dari BPPT
(Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) ini bagus dan yang pertama
di Indonesia,” ujar Menegristek, Sabtu, 3 Juni 2012, di Kantor Pemerintah
 Kabupaten Sumba Barat Daya. Sementara itu, Kepala BPPT Marzan A Iskandar
mengatakan, smart grid ini merupakan pendekatan baru untuk mengoperasikan
sistem tenaga listrik yang memanfaatkan teknologi komunikasi, komputer
dan cyber dalam menyalurkan energi listrik di masa datang.
Hal ini didukung oleh Menegristek yang mengatakan smart grid
yang didukung berbagai teknologi maju baik peralatan elektronik
maupun piranti teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah
solusi tepat pada era semakin meningkatnya pemanfaatan berbagai energi terbaru.

Oleh karena itu Kementrian RISTEK beranggapan bahwa mendirikan industri
terkait teknologi tersebut merupakan kebutuhan yang mendesak, tidak saja
untuk menggantikan produk impor dengan produk lokal dengan biaya bersaing,
tetapi juga untuk meningkatkan kemandirian teknologi secara nasional. Dalam
kesempatan yang sama, Menegristek juga mengatakan pembangunan
proyek ini juga sesuai dengan kebijakan Kementerian Riset dan Teknologi,
dalam mengakselerasi percepatan pembangunan ekonomi Nasional atau yang
disebut MP3EI serta Sistem inovasi Daerah. Pemerintah Daerah Sumba Barat Daya,
menurut Menegristek, merupakan pemda pertama yang cepat merespon
pembangunan proyek Plant Smart Micro Grid ini. Hal ini salah satunya
dikarenakan Sumba Barat Daya, NTT berada dalam koridor ekonomi
V MP3EI yang termasuk sebagai gerbang pariwisata dan ketahanan pangan nasional.
Untuk mengoptimakan potensi daerah dibidang pariwisata dan pangan
tersebut maka dengan sendirinya, Sumba Barat Daya
sangat memerlukan energi listrik guna mendukung peningkatan kegiatan
 perekonomian di bidang tersebut. Maka dari itu, dengan adanya peningkatan
pemenuhan kebutuhan listrik melalui pembangunan PLTS di Sumba Barat Daya,
tentunya dapat mendukung peningkatan potensi daerah. Hal ini juga sejalan
dengan apa yang diharapkan pemerintah kabupaten setempat.

“Kami ingin Sumba Barat Daya dapat maju dalam bidang pariwisata juga.
Sumba Barat Daya punya potensi pariwisata. Untuk itu, apabila potensi
pariwisata ini digali tentunya butuh sumber daya yang mendukung termasuk
didalamnya kebutuhan listrik,” kata Bupati Sumba Barat Daya, Kornelius Kodi Mete.
Peresmian demo Plant Smart Micro Grid dihadiri antara lain Direktur Utama PLN,
Nur Pamudji, Direktur Utama PT LEN, Wahyudin Bagenda,
Wakil Bupati Sumba Barat Daya, Jakobus Malo Bulu , Bupati Sumba Tengah,
Umbu Pateduk, Staf Ahli Menegristek Bidang Energi dan Material Maju, Agus R Hoetman,
 Staf Khusus Menegristek Bidang Media Massa dan Daerah, Gusti Nurpansyah,
serta para undangan lainnya.(ristek.go.id) Description:Review smart grid technology Masa Depan atasi Krisis Energi Rating: 4.5 Reviewer: herdyazkiya - ItemReviewed: smart grid technology Masa Depan atasi Krisis Energi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca Ini Juga

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...