eceng gondok sebagai bahan briket dan pakan ternak


Berita Terkini>>Hot News Week>>>Eceng Gondok sebagai Bio Gas Ipod Terbaru Informasi Windows mail
eceng gondok siapa yang tidak kenal eceng gondok.



Melimpahnya eceng gondok di Rawa Pening, Kabupaten Semarang, 
menjadi masalah yang tidak kunjung tertangani bertahun-tahun. 
siswa SMK Negeri 1 Bawen mencoba memanfaatkan gulma air itu menjadi 
briket dan pakan ternak.

Putra Adi Setiawan (18), Septia Cahyo Adi (18), dan Dika Nasabu (18), 
siswa kelas XII Jurusan Mekanisasi Pertanian SMK Negeri 1 Bawen, 
berupaya membuat alat pencetak briket sejak 2011. Alat yang dibuat 
dari besi itu dapat mencetak empat briket berdiameter 5 sentimeter 
sekaligus pada satu kali proses.

Di Rawa Pening, gambut sisa tanaman eceng gondok memperparah 
sedimentasi di danau itu. Selama ini gambut tersebut dimanfaatkan 
sebagai pupuk dan media tanam jamur yang dikirim ke berbagai kota.

Para siswa mencoba membuat briket dari gambut eceng gondok 
yang dikeringkan. Gambut dicampur dengan sekam, serbuk gergaji, 
dan sedikit tepung kanji untuk perekat. Setelah itu, adonan dimasukkan 
ke dalam cetakan dan dipadatkan dengan memutar tuas pada alat pencetak.




Gelondongan briket itu kemudian dijemur hingga kering. 
Satu briket dapat menyalakan api hingga 20 menit. sehingga 
dapat digunakan untuk bahan bakar memasak atau keperluan lain

”Cara pembuatan briket sangat mudah. Warga di sekitar Rawa Pening 
dapat memanfaatkannya. Apalagi jika mereka memiliki serbuk gergaji 
dan sekam padi sendiri. Nyaris tidak ada biaya yang dikeluarkan,” kata Elly.

Elly mengakui, briket eceng gondok masih memiliki kelemahan, 
yakni ada asap. Namun, biaya pembuatannya murah. Untuk membuat 10 briket 
(lebih kurang 1 kilogram), misalnya, hanya perlu biaya Rp 3.750. Sebagai 
perbandingan, briket batubara dijual Rp 4.000-Rp 5.000 per kg.

Kini, tim SMKN 1 Bawen ingin mengembangkan alat pencetak briket hidrolik 
yang lebih praktis. Selama ini alat pencetak briket menggunakan tenaga manusia 
untuk memutar tuas pemadat. Jika ada mesin yang lebih memudahkan, 
diharapkan dapat dicetak briket lebih banyak.

Pakan ayam

Siswa pada Jurusan Budidaya Ternak menggunakan daun eceng gondok 
untuk pakan bagi ayam potong. Guru Budidaya Ternak, Siti Muslichah, 
menuturkan, selama ini banyak peternak kesulitan ketika harga pakan 
ayam potong melambung. Karena itu, pakan alternatif yang memiliki 
kandungan gizi memadai sangat dibutuhkan.

Semula penelitian dilakukan untuk mengikuti lomba. Pemilihan eceng gondok 
sebagai bahan pakan karena tumbuhan itu merupakan ancaman sekaligus 
potensi wilayah Kabupaten Semarang. Berdasarkan uji laboratorium, 
daun eceng gondok mengandung protein 13 persen.

Daun eceng gondok yang masih segar dirajang dan dijemur. 
Karena eceng gondok mengandung serat sangat tinggi, 20,16 persen, 
harus dilakukan fermentasi dengan bakteri Aspergillus niger agar kandungan 
serat berkurang. Ayam ras tidak mampu menoleransi kadar serat lebih dari 5,0 persen.

Hasil dari fermentasi daun eceng gondok dicampur dengan pakan ayam 
dengan komposisi masing-masing 2,5 persen, 5,0 persen, dan 7,5 persen. 
Hasilnya, dilihat dari bobot dan perkembangan ayam, pencampuran dengan 
2,5 persen pakan ayam adalah yang paling ideal.

Siti mengakui, penelitian itu belum sempurna. Eceng gondok belum dapat 
menggantikan pakan ayam ras yang ada  tetapi, setidaknya para peternak 
dapat menghemat pengeluaran untuk pakan ayam. Penggunaan eceng gondok 
sebagai campuran dapat menghemat Rp 140.300 untuk pemeliharaan 300 bibit ayam 
dalam satu siklus.

Kini, Siti dan siswanya, Zaenal Yuhana (19), tengah meneliti pembuatan pakan 
alternatif dengan bahan baku tanaman air Azolla pinnata yang juga banyak ditemui 
di Rawa Pening. Kandungan protein dalam tumbuhan ini lebih tinggi dari eceng 
gondok, yaitu 25-30 persen, dan kandungan serat kasarnya 9,1 persen.

Dengan cara pembuatan yang sama, pakan dari Azolla pinnata kini tengah diuji. 
Hasil sementara memperlihatkan penggunaan campuran pakan alternatif dari 
Azolla pinnata mampu menghemat Rp 282.500 per pemeliharaan 300 bibit ayam 
hingga 42 hari.

”Penelitian ini belum maksimal karena keterbatasan kami. Kami berupaya agar 
biaya produksinya murah. Tujuan pakan alternatif ini untuk mengurangi biaya produksi 
ternak ayam potong,” kata Siti.

Selama ini sebagian besar bahan baku pakan ayam ras harus diimpor, seperti kedelai 
dan tepung ikan. Karena itu, Siti berharap, penelitian dapat diteruskan dalam skala 
lebih besar dan lebih mendalam, serta dapat diterapkan oleh masyarakat luas. 

(www.ristek.go.id)


Bagi yang copy paste mohon sertakan Link ini >>>
Description:Review eceng gondok sebagai bahan briket dan pakan ternak Rating: 4.5 Reviewer: herdyazkiya - ItemReviewed: eceng gondok sebagai bahan briket dan pakan ternak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca Ini Juga

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...